SUN PAGE

Senin, 17 September 2012

Protes Keras Masyarakat terhadap Film Innocence of Muslims

Film Innocence of Muslims - Innocence of Muslims adalah sebuah film beranggaran rendah yang dibuat pada tahun 2012 dan berisi tentang hinaan terhadap umat Islam dan juga Nabi Muhammad. Beredarnya trailler film ini di Youtube pada awal bulan Juli 2012 telah membawa gejolak diberbagai negara dengan masyarakat mayoritas Islam di Dunia pada awal bulan September 2012.

Menurut pemberitaan CNN, pembuat film Innocence of Muslims sendiri adalah seorang yang bernama Nakoula Basseley Nakoula (55) dengan nama samaran Sam Bacile. Nakoula tercatat sebagai warga Southern California, Amerika Serikat, dan dari biografi hidupnya diketahui pernah dihukum atas kasus penyelewengan perbankan pada tahun 2009 dan pernah dikenal sebagai tahanan luar selama 5 tahun.

Innocence of Muslims
Protes Film Innocence of Muslims di Libya
Belakangan dari pengakuan para pemeran film Innocence of Muslims, diketahui bahwa pada awalnya konsep film itu adalah genre drama dengan judul Desert Warriors. Film itu sendiri seharusnya bercerita tentang peristiwa kuno yang terjadi 2 ribu tahun yang lalu.

Para pemeran film tersebut juga merasa terkejut setelah penulisan skrip yang berubah secara drastis. Bila pada masa shooting, Muhammad disebut dengan nama "Master George" dan setelah film kontroversial itu diproduksi, pengisi suara mulai memainkan peranannya. Dengan beredarnya film Innocence of Muslims yang menyerang umat Islam dan menghina Nabi Muhammad membuat para pemeran merasa telah dibohongi oleh sutradra film yang tidak lain adalah sosok Sam Bacile.

Protes Film Innocence of Muslims


Munculnya film Film Innocence of Muslims telah memunculkan reaksi protes dari berbagai masyarakat Islam di Dunia semenjak 11 September 2012 yang lalu. Tercatat dalam protes yang terjadi di Kantor Konsulat AS di Benghazi, Libya, dibakar sehingga menewaskan empat warga AS, termasuk Duta Besar Christopher Stevens.

Protes film Innocence of Muslims di Tunisia juga dilaporkan telah merengut korban. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Tunisia seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/9/2012), sebanyak 28 orang para demonstran luka-lukan dan 3 lainnya meninggal dunia.

Insiden itu terjadi ketika para demonstran bentrok dengan aparat polisi yang mencoba membubarkan massa. Para demonstran yang marah tersebut melakukan aksi demo di luar Kedubes AS di Tunis, ibukota Tunisia.

Sementara di Sudan dilaporkan juga telah menelan korban tewas dalam protes film Innocence of Muslims. Menurutu sebuah laporan Radio berbahasa Sudan menyebutkan bahwa sebanyak tiga orang tewas saat terjadi gelombang unjuk rasa memprotes film Innocence of Muslims di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat di Sudan, Jumat (14/9).

Siaran radio itu menyebutkan bahwa polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan pentungan untuk berusaha membubarkan ribuan pemrotes yang berusaha menyerbu kedutaan. Beberapa dari pemrotes sempat memasuki kompleks perwakilan AS.

Sehari sebelumnya di Yaman, juga dilaporkan telah terjadi bentrokan setelah demonstran menyerbu Kedutaan Besar AS menewaskan empat pemrotes dan 48 orang cedera. Korban termasuk 10 anggota pasukan keamanan yang ditugasi menjaga kedutaan tersebut.

Aksi demo di luar Kedubes AS di Kairo, Mesir juga telah menelan satu korban jiwa. Menurut sumber-sumber keamanan, 53 polisi juga mengalami luka-luka dalam bentrok tersebut. Bahkan 7 polisi di antaranya menderita luka-luka tembakan.

Protes terhadap film Innocence of Muslims juga terjadi di Indonesia. Salah satu kelompok Islam yang bereaksi keras atas film tersebut adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) . HTI menilai film Innocence of Muslims adalah penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW yang dilakukan oleh orang Barat untuk ke sekian kalinya.

Cabut Seruan Demo


Bergejolaknya aksi demo yang terjadi diseluruh dunia berkaitan dengan beredarnya film Innocence of Muslims telah menelan banyak korban jiwa. Atas hal tersebut kelompok berpengaruh di Mesir, Ikhwanul Muslimin mencabut seruannya untuk menggelar unjuk rasa damai di seantero Mesir guna memprotes film Innocence of Muslims yang telah merendahkan Islam dan Nabi Muhammad. Mereka menyatakan hanya akan berpartisipasi dalam unjuk rasa secara simbolis.

"Menyoroti peristiwa yang terjadi dalam 2 hari terakhir, Ikhwanul memutuskan untuk hanya berpartisipasi dalam unjuk rasa simbolis di Lapangan Tahrir, sehingga tidak akan ada lagi aksi pengrusakan properti, atau korban luka, atau korban tewas, seperti yang terjadi sebelumnya," ujar Sekjen Jenderal Ikhwanul Muslimin, Mahmud Hussein, dalam pernyataannya yang dilansir AFP, Jumat (14/9/2012).

Sebelumnya pada Kamis (13/9) waktu setempat, Ikhwanul Muslimin Mesir menyerukan aksi demo nasional untuk memprotes film 'Innocence of Muslims'. Dalam pernyataannya, Mahmud Hussein menyerukan seluruh umat muslim di Mesir untuk menggelar unjuk rasa damai pada Jumat (14/9) waktu setempat.

Tanggapan Yahudi dan Vatikan

Film Innocence of Muslims yang telah menimbulkan gejolak diberbagai negara membuat pihak Yahudi dan Vatikan juga turut angkat bicara. Dari pihak Yahudi sendiri yang sudah menyampaikan tanggapan adalah Michael Melchior, Rabi Ortodoks yang juga sebagai mantan Wamenlu Israel menyebutkan turut mengutuk film yang menyinggung Islam, dan memicu unjukrasa mematikan di Libya dan Mesir tersebut.

"Meskipun kebebasan mengungkapkan pendapat dan hak menggunakan sindiran adalah prinsip kudus demokrasi, kebebasan itu tak boleh digunakan sebagai alasan menyiarkan sampah dan lendir". Ujar Michael Melchior seperti yang dikutip dari Yahoo News.

Selain itu Federico Lombardi, Juru Bicara Vatikan juga menyampaikan hal yang senada. Vatikan mengutuk hasutan kebencian terhadap Muslim ini, termasuk kekerasan ikutannya setelah serangan mematikan atas Dubes AS di konsulat AS di Libya akibat film menyinggung Islam.

"Dampak berbahaya pelanggaran dan hasutan terhadap kepekaan umat Islam sekali lagi jelas. Tanggapan akibatnya, kadang kadang dengan hasil menyedihkan, pada gilirannya memelihara ketegangan dan kebencian serta melepaskan kekerasan. Menghormati keyakinan, naskah, angka dan lambang berbagai agama adalah prasyarat penting bagi kehidupan damai masyarakat" ujarnya.

Tanggapan Pemerintah Amerika Serikat

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyebut film Innocence of Muslims yang dibuat orang Israel di AS, Sam Bacile, sebagai video yang menjijikkan dan tercela.

Clinton menegaskan, pemerintah AS tidak ada hubungannya dengan film yang dimaksud, merupakan pelecehan terhadap agama Islam dengan menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang sangat negatif. "Film itu adalah upaya sinisme untuk menyerang orang lain atas keyakinan relijiusnya.

Bagi kami, khususnya bagi saya secara personal, video ini benar-benar menjijikkan dan sangat tercela. Nampaknya memang sengaja memiliki tujuan menghina, untuk merendahkan sebuah agama yang besar dan memprovokasi kemarahan," kata Clinton, Kamis (13/9).

"Pemerintah AS sama sekali tidak ada kaitannya dengan video ini. Kami secara tegas menolak isi dan pesan video ini," imbuhnya. Meski demikian, Clinton menyatakan semestinya film tersebut tidak dapat dijadikan pembenaran untuk merusak fasilitas dan menyerang diplomat AS. Sejauh ini, Clinton masih bungkam atas tuntutan para pengunjuk rasa untuk menghukum para pembuat film itu.

0 komentar :

Posting Komentar